Sabtu, 09 Mei 2009

Wawancara Khayal Due

Orang Riau Juara Maraton Se Dunia

Banyak orang tidak tahu, bahwa di Riau mempunyai atlit maraton terhandal di dunia. Beliau dengan kecepatan yang luar biasa memukau ribuan bahkan jutaan pasang mata manusia di dunia ini. Namun demikian, beliau tidak pernah mengembar-ngembor kehebatannya, apalagi mintak bonus atas prestasinya. Tidak sama dengan atlit sekarang ini, baru mendapat perunggu dah macam ayam betine berkotek mintak dihargai. Maaf, tak elok bercakap mengenai keburukkan orang de.
Untuk menyelidik kebenaran itulah, beberapa wartawan dalam mau pun luar negeri sibuk mencari sumber di Riau. Selidik punye selidik, rupa-rupanya orang Riau yang mencatat sejarah olah raga dunia itu berasal dari Bengkalis. Tentu saudara-saudara tahu kan orangnya? Kalau tak tahu, besok pagi siap-siaplah menyediakan kain putuh untuk kain kafan, alias pendek umur.
Singkat mukadimah, segerombolan wartawan itu pun menyerbu Bengkalis, untuk mencari Yung Dollah. Penat wartawan mencari Yung Dollah, namun Yung Dollah tidak juga ditemukan. Untuk melepas penat mereka, para kuli disket itu pun beristrirahat di sebuah kedai kopi di pasar Bengkalis. Mereka duduk-duduk sambil menghirup kopi. Salah seorang wartawan dari Prancis bertanya kepada salah seorang masyarakat tempatan yang juga sedang mengopi di kedai kopi itu dengan menggunakan bahasa Prancis. Tapi maaf, para pembaca, kalau ditulis dalam bahasa Prancis, tentu mike tak ngerti, sebab penulis juge tak mengerti. Tak sabo lagi nak dengo wawancara itu? Nga, bacelah sepuas hati wawancara wartawan Prancis dengan masyarakat tempatan, tak lain tak bukan adalah Yung Dollah di bawah ini:

Maaf Pak, Bapak kenal dengan Yung Dollah?
Ape pulak tak kenal, die tu kan orang yang sangat terkenal di seantaro dunia ini. Selain itu, die juge orang yang paling ganteng di dunia. Kalau tak kenal die, alamat hidup orang tersebut tak selamat.
Jadi Bapak tahu dimana dia berada sekarang ini?

Eee...lebih dari tau.
Bisa Bapak tunjukkan kepada saya?

Bisa beno.
Kalau begitu, kita pergi sekarang juga Pak?

Dikau ni tak nyabo-nyabo, macam kere tecolik belacan pulak.
Ini penting Pak. Kalau saya tidak dapat mewawancarai Yung Dollah, maka saya akan dibuang kerja.
Eng alah, sian Dikau ni ye. Muke lawo, tapi penakut.
Pak tolonglah, Pak.

Baik aku kasi tahu, tapi bayo kopi aku ni ye?
Ya Pak.

Akulah Yung Dollah tu. Dikau ni tak kenal pulak dengan aku, padahal waktu Dikau kecik dulu aku nilah yang meneman Dikau main congkak.
(Wartawan Prancis terkejut). Jadi Bapak Yung Dollah? Auuuuu...

Dikau kene ape? Kene sawan babi?
Tidak Pak. Orang Prancis kalau kaget seperti itu. Pak jangan kasi tahu kepada wartawan lain, ya.
Kenape pulak?
Wawancara ini sangat penting. Jadi kalau yang lain tahu, maka tidak jadi kejutan lagi wawancara ini dan koran kami cume laku di negeri kami saja. Kalau mereka tidak tahu, otomatis koran kami dicari-cari orang di dunia.

Oooo, kalau begitu, aku mintak kopi lagi ye?
Terserah Yung sajalah. Bisa kita mulai wawancara kita ini Yung?

Siapa pulak melarang! Kalau ade orang melarang Dikau bercakap dengan aku, kasi tahu aku!
Maksudnya, kita mulai wawancara kita ini, Yung.

Aku dari tadi dah siap dah, Dikau aje belum bertanye kepade aku. Pakakallah Dikau ni budak Prancis, kalau budak Bengkalis dah aku lempang dah. Cepatlah mulai, jangan tergangge aje!
Ba...ba...baik Yung. Betul Yung pernah ikut lomba maraton se dunia?

Ee, betulah, ape pulak tak betul. Dari siape Dikau tau?
Dari kawan Yung, Muhammad Ali.

Ali, Ali. Dah aku cakap jangan beritau orang lain, tapi dicakap die juge. Budak tu palinglah. Ape lagi kate Ali pade Dikau?
Kata Muhammad Ali, waktu itu Yung juaranya. Apa betul Yung?

Aku sebenonye malas menceritekan kehebatan aku mase lalu, tapi karene Dikau bertanye, terpakselah aku jawab. Betul kate Ali tu, tak salah lagi. Waktu itu umou aku, kalau tak salahlah, bau 17 taun. Ratu Elizabat II langsung memberikan surat lombe tu kepade Yung.
Ratu Elizabit kenal dengan Yung?

Ape pulak tak kenal. Die tu kan kawan akrab same almarhumah mak. Seminggu sekali, Elizabit tu datng ke Bengkalis mencari udang pepai. Kate Elizabit, die seminggu sekali harus makan sempolet dan sompolet tak pakai udang pepai tak sedap. Sebab itulah die ulang-alik ke Bengkalis ni. Kalau die sibuk, almarhumah maklah yang nganto udang pepai ke Inggris.
Pakai apa almarhumah mak Yung ke Inggris?

Ai, Dikau tak tau de? Kami tu dulu punye kapal selam, tapi karene selalu Yung main buat jung (kapal main-mainan) depan parit umah Yung, kapal selam tu pun berkarat. Sekarang kapal selam tu dah diambik Elizabit lagi untuk cucu-cucu die main jung di depan istana mereke. Apa nak cakap, tuannye mintak, tentulah kami kasi. Sebenonye Dikau nak nanye hubungan keluarga Yung dengan Ratu Elizabit atau nak nanye Yung ikut lombe maraton?
Sebanarnya semua cerita Yung mau saya tanyakan, tapi karena waktu terbatas cukup saja tentang maraton itu, Yung. Di negara mana lomba maraton itu diadakan, Yung?

Di negara...kejap ye, aku lupe. Nga...aku ingat, di negara Afganistan.
Afganista? Kenapa surat lomba itu diantar oleh Ratu Elizabit?

Kisahnye panjang tu, tapi Yung singkatkan aje. Waktu perang dunie kedue, di Bengkalis ni payah buat KTP. Yung pening dan Yung cakap same almarhumah mak Yung, waktu itu almarhumah mak sedang nyulam dengan Ratu Elizabit di planto umah Yung. Yung pun memberanikan diri bercakap kepade almurhumah mak, “Mak, Dollah pening tak ade KTP ni Mak. Kalau ada pemeriksaan oleh tentara, matilah Dollah Mak”.
Mendengo Yung bercakap seperti itu, Ratu Elizabit jadi ibe. “Kenape Dikau tak buat KTP?”
Yung jawab “Di sini kertas untuk buat KTP tak ade de Mak Ngah. Kalau pun ade tige tahun sekali baru ade.” Mendengo penjelasan Yung, Ratu Elizabit pun teangguk-angguk tande memahami kate-kate Yung. Die pun berdiri mendekati Yung dan die becakap “Kalau begitu, buat aje KTP di Inggris, bio Mak Ngah urus.” Yung pun senang bukan main. Mungkin sebab itu agaknye surat lombe maraton tu dikirim ke alamat Ratu Elizabit.
Lama tidak buat KTP di Inggris, Yung?

Dikau ni nak nanye masalah maraton tu dak?
Ya, ya. Tapi bagaimana Yung bisa jadi juara? Sementara banyak negara mengirimkan atlit-atlitnya yang hebat-hebat.
Masalah itu sepelenye. Yung kan banyak kenalan di Afganistan. Orang pertame yang Yung jumpe adalah Osama Bin Laden. Yung ceritekanlah bahwa Yung akan ikut lombe maraton se dunia, jadi tolong diatur bagaimane carenya orang Indonesia bisa juara di sane.
Apa yang dilakukan Osama, Yung?

Dikau ni itulah salahnye. Belum aku selesai bercakap, Dikau dah bertannye lagi. Dengo Yung cakap sampai selesai baru Dikau tanye.
Ya, ya Yung.

Kan macam tu bagus. Pada hari lombe diadekan, semue anak buah Osama Bin Laden menyamar jadi panitia dan mereke satu persatu mendekati peserta negera lain. Mereke membisikkan ke telinge masing-masing peserta...
Ape bisik mereka, Yung?

Dah Yung cakap, jangan potong cakap Yung!
Maaf Yung.

Bisik mereka ke telinge masing-masing peserta “Awas. Yung Dollah harus juara, kalau tidak, make mike mati kami tembak.” Dengan longlai mereke berlari. Nenguk mereke macam itu, Yung pon lari macam peleset, rase-rase Yung, Yunglah pelari paling laju. Itulah sebabnye Yung juara maraton se dunia
Ada buktinya Yung?

Adelah, apelak tak ade. Kalau tak percaye mari kite ke umah Yung, nenguk piala tu dijadikan penepok batminton oleh cucu Yung.

Hikayat Lucu 3

Orang Riau Kecewa Dengan Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu, merupakan tonggak sejarah bergabungnya pemuda-pemudi Indonesia. Pemuda-pemudi Indonesia yang tidak kenal-satu dengan lain sebelumnya, pada masa itu diikat dengan sebuah sumpah; bertanah air satu tanah air Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia dan berbangsa satu bagsa Indonesia. Pada saat itu semua perbedaan dilucuti, warna kulit, bentuk rambut, bahasa dan suku bukan merupakan penghalang untuk mewujudkan persatuan. Pemuda-pemudi dengan semangat persatuan mengusung keinginan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung perbedaan tetapi tetap satu.

Di tengah hiruk pikuk melaungkan persatuan itu, tertorehlah sejarah kecil, namun memiliki daya ledak yang luar biasa. Kononnnya cerita, salah seorang pemuda yang berasal dari Riau merasa kecewa dengan acara Sumpah Pemuda. Menurut kabar angin puting beliung, pemuda asal Riau itu memprotes keras panitia penyelengara dan menurut si angin puting beliung lagi, pemuda itu dengan gagah berani maju ke mimbar mengambil mickropont lalu ia pun berpidato.

Untuk mencari kebenaran itulah, beberapa wartawan dunia dan akhirat berkunjung ke Riau. Cari punya cari bertemulah para wartawan dengan si fenomenal itu, yang tak lain tak bukan adalah Yung Dollah. Mike nak tau ceritenye? Baca hasil wawancara berikut ini.

Bagaimana perasaan Yung sekarang ini?
Ape pasal ni, mike nanye perasaan Yung? Memang, perasaan Yung tiap hari tak tentu arah ni.
Apa sebab Yung?

Yung pening sekarang ni, pemilihan presiden Amerika dah dekat, kawan-kawan Yung di Amerika menyuruh Yung mencalonkan diri jadi presiden Amerika. Tentulah Yung pening.
Itu kan bagus Yung?

Bagus tu memang bagus, tapi Yung tak tega nenguk orang Amerika tu.
Kenapa begitu Yung?

Yung pasti menang di sano tu dan Yung tak ingin lawan-lawan Yung nantinye stres. Yung bukan tak tau, orang Amerika tu kalau kalah stres dan kalau dah stres pening kite dibuatnye.
Kenapa pening Yung?

Ape pulak tak pening kalau banyak ngurus orang gile.
Ya, ya, ya. Apa sebab Yung yakin bisa menang dalam pemilihan presiden di sana?

Yung kan banyak kawan di sane, jadi setiap perkembangan rakyat Amerika Yung tau. Macam sekarang ni, musim dian (durian), dah empat puluh empat tengker Yung kirim dian ke sane. Orang Amerika paling suke makan tempoyak dan kalau Yung mencalonkan diri jadi presiden, Yung perai aje tempoyak pade setiap orang Amerika dah tentu mereke pilih Yung.
Kalau mereka tidak memilih Yung?

Yung ambargo Amerika dengan tidak mengirim tempoyak ke sane. Pasti mereke kalang kabut, sebab makanan utame mereke, setelah keju adalah tempoyak.
Maaf Yung, ada kesalahan pertanyaan. Sebenanya kedatangan kami ke sini untuk menanyakan masalah Sumpah Pemuda.

Tak ape de, Yung pun selalu salah kalau bertemu dengan orang beso macam Yung ni. Waktu Yung jadi wartawan, Yung pernah salah bertanye kepade Jhon F Kenedy.
Pertanyaan seperti apa tu Yung?

Ketike asik-asik bertanye tentang hubungan Amerika dengan Uni Sowiyet, tau-tau pertanyaan Yung merajut tentang pribadi Jhon F Kenedy. Yung dengan santai bertanye “Jhon, Dikau dah sunat dah?” Tentulah pertanyaan Yung tu membuat terkejut semua kawan-kawannye. Semue kawan-kawan Jhon menyegel (melotot) Yung. Yung jadi sebesalah, tapi untunglah budak Jhon tu baik. Die pun mendekati Yung, lalu membawak Yung ke sudut ruangan. Kate Jhon pade Yung “Yung, aku memang belum sunat, tapi jangan tanye depan orang ramai, malu aku Yung”. Menenguk Jhon tak marah, senanglah hati Yung.
Kembali pada masalah Sumpah Pemuda Yung. Menurut sumber tak resmi, katanya Yung pernah memprotes panitia Sumpah Pemuda? Apa benar tu Yung?

Betul tu. Waktu itu hati Yung panas betul, macam nak meletop jantung Yung.
Disebabkan apa Yung?

Yung ceritekan dari awal ye?
Silakan Yung.

Pada tanggal 27 Oktober 1928, Yung dapat surat dari sesorang kawan lame Yung di Jakarta. Isi suratnya menyuruh Yung ke Jakarta pada saat itu juga. Katenya ade musyawarah seluruh pemuda Indonesia untuk bersumpah demi negara tercinta ini. Pade saat itu, Yung tengah main golf dengan bupati Bengkalis. Dengan terpakselah Yung tinggalkan Bupati sorang diri main golf, Yung pun belari nuju pelabuhan menenguk ade tidak kapal selam berangkat ke Jakarta pada hari itu. Tapi Yung telambat setengah menit, kapal selam tu dah betolak ke Jakarta. Pening kepale Yung, sementare waktu terus berjalan, kalau tak berangkat tak ade utusan dari Riau.

Yung duduk termenung dekat batang nibung, dalam termenung itulah Yung tenampak ade sekeping papan hanyut. Ape lagi. Yung pun terjun ke laut nak ngambik papan tu, tapi sayang arus bukan main kuat. Yung tak putus asa, Yung terus berenang, tapi semakin kuat Yung berenang, arus semakin laju. Entah berape lame Yung ngejo papan tu, tau-tau papan tu tersangkut dekat tiang pelabuhan. Dengan senang hati Yung kayuh tangan Yung nuju papan tu. Ketike Yung nak ngambik papan tu, Yung tenampak tulisan di darat. Tulisan tu berbunyi begini “Selamat Datang Di Jakarta”. Eee...rupe-rupenye Yung dah sampai di Jakarta.
Bagaimana Yung menghadiri acara Sumpah Pemuda, sementara pakaian Yung basah?
Mike ni entah bodoh entah tolol. Tentulah Yung balik dulu ke umah, salin baju bagus dan setelah itu baru Yung pegi ke acara tu.

Ooh, begitu Yung?
Yelah, begitulah. Yung bukan bawak duit nak belanje beli baju di toko Jakarta. Apelagi kate orang, di Jakarta baju tak bagus de. Itu sebabnya orang Jakarta banyak pegi ke Singapor beli baju.

Apa sebabnya Yung memprotes panitia?

Setelah Yung pakai baju necis di umah, Yung langsung pegi ke tempat acara tu. Bukan main ghamainye orang, tak terhitung dengan jari de, dengan sempua mungkin bisa. Yung tenguk satu per satu orang-orang tu, tak ade satu pun Yung kenal de, tapi Yung terpane melihat orang-orang tu semue pakai ikat kepale dan di kain ikat kepale tu tertulis bermacam-macam yung. Ade Yung Java, Yung Ambon, Yung Selebes, Yung Sumatera dan banyak yung-yung lagi. Setelah Yung bace ikat kepale tu, Yung tersenyum sorang. Dalam hati Yung berkate “Ade juge orang pakai Yung. Upenye banyak juge peminat Yung”.
Walaupun begitu Yung tak puas hati. Yung balik ke umah Yung cari sise kain dan dengan mantap Yung tulis dekat kain tu tulisan YUNG DOLLAH. Setelah Yung tulis kain tu, Yung ikatlah kain tu dekat kepale, Yung pun bangga berangkat ke tempat acara tu lagi.
Sampai ke tempat acara, orang dah mulai. Seorang pemuda, gagah budaknye, naik ke podium. Menenguk pemuda tu naik podium, semue orang bertepuk tangan. Yung pun ikut bertepuk tangan, tapi Yung tak tau, entah ape sebabnye orang-orang bertepuk tangan. Pemuda tu melambaikan tangannye, semue orang membalasnya, Yung pun ikut melambaikan tangan.
Setelah puas melambaikan tangan, pemuda itu pun memulai pidatonye dengan berteriak MERDEKA. Orang-orang ikut berteriak MERDEKA. Yung ikut dari belakang MERDEKA. Pemuda itu mengangkat kedue tanganye, agar orang-orang di bawah diam dan memang orang-orang di bawah diam. Yung pun bertanye dalam hati, “Siape budak ni agaknye. Semue orang menurut perintah die”. Tapi pertanyaan itu Yung simpan dalam hati Yung sorang saje.
Pemuda itu mulai lagi bercakap “Saudara-saudaraku, pemuda-pemudi Indonesia, kita harus bersatu melawan para penjajah. Tidak ada kata kompromi untuk penjajah, kita harus lawan itu penjajah. Tidak ada lagi Yung Java, Yung Ambon, Yung Selebes, Yung Sumatera, kita adalah Yung Indonesia yang ak...”
Belum selesai pemuda itu bercakap, Yung berteriak dari belakang agar pemuda itu berhenti bercakap. Semue orang menenguk ke arah Yung, Yung tak peduli. Dengan gagah Yung maju ke depan dan Yung naik ke podium. Yung ambik mik dari tangan pemuda tu dan Yung langsung bercakap. “Mike semue memang tak berotak. Aku datang ke sini ade undangan, tapi mike tak menghargai aku.”
Orang-orang di bawah bising semue. Yung tak peduli. Yung terus bercakap dengan lantang, “Semue Yung budak ni sebut, tapi ngape budak ni tak sebuk name aku, Yung Dollah. Aku tersinggung”.
Setelah Yung cakap macam tu, Yung pun turun dari podium dan orang-orang mendekati Yung. Yung bedebo, kate Yung orang-orang nak membelasah Yung, tapi setelah dekat, orang-orang tu pun berteriak, “Hidup Yung Dollah, Sang Pemberani.”
Kalau mengingat kesah tu, Yung senyum sendiri.

.