Sabtu, 09 Mei 2009

Hikayat Lucu 3

Orang Riau Kecewa Dengan Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 itu, merupakan tonggak sejarah bergabungnya pemuda-pemudi Indonesia. Pemuda-pemudi Indonesia yang tidak kenal-satu dengan lain sebelumnya, pada masa itu diikat dengan sebuah sumpah; bertanah air satu tanah air Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia dan berbangsa satu bagsa Indonesia. Pada saat itu semua perbedaan dilucuti, warna kulit, bentuk rambut, bahasa dan suku bukan merupakan penghalang untuk mewujudkan persatuan. Pemuda-pemudi dengan semangat persatuan mengusung keinginan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung perbedaan tetapi tetap satu.

Di tengah hiruk pikuk melaungkan persatuan itu, tertorehlah sejarah kecil, namun memiliki daya ledak yang luar biasa. Kononnnya cerita, salah seorang pemuda yang berasal dari Riau merasa kecewa dengan acara Sumpah Pemuda. Menurut kabar angin puting beliung, pemuda asal Riau itu memprotes keras panitia penyelengara dan menurut si angin puting beliung lagi, pemuda itu dengan gagah berani maju ke mimbar mengambil mickropont lalu ia pun berpidato.

Untuk mencari kebenaran itulah, beberapa wartawan dunia dan akhirat berkunjung ke Riau. Cari punya cari bertemulah para wartawan dengan si fenomenal itu, yang tak lain tak bukan adalah Yung Dollah. Mike nak tau ceritenye? Baca hasil wawancara berikut ini.

Bagaimana perasaan Yung sekarang ini?
Ape pasal ni, mike nanye perasaan Yung? Memang, perasaan Yung tiap hari tak tentu arah ni.
Apa sebab Yung?

Yung pening sekarang ni, pemilihan presiden Amerika dah dekat, kawan-kawan Yung di Amerika menyuruh Yung mencalonkan diri jadi presiden Amerika. Tentulah Yung pening.
Itu kan bagus Yung?

Bagus tu memang bagus, tapi Yung tak tega nenguk orang Amerika tu.
Kenapa begitu Yung?

Yung pasti menang di sano tu dan Yung tak ingin lawan-lawan Yung nantinye stres. Yung bukan tak tau, orang Amerika tu kalau kalah stres dan kalau dah stres pening kite dibuatnye.
Kenapa pening Yung?

Ape pulak tak pening kalau banyak ngurus orang gile.
Ya, ya, ya. Apa sebab Yung yakin bisa menang dalam pemilihan presiden di sana?

Yung kan banyak kawan di sane, jadi setiap perkembangan rakyat Amerika Yung tau. Macam sekarang ni, musim dian (durian), dah empat puluh empat tengker Yung kirim dian ke sane. Orang Amerika paling suke makan tempoyak dan kalau Yung mencalonkan diri jadi presiden, Yung perai aje tempoyak pade setiap orang Amerika dah tentu mereke pilih Yung.
Kalau mereka tidak memilih Yung?

Yung ambargo Amerika dengan tidak mengirim tempoyak ke sane. Pasti mereke kalang kabut, sebab makanan utame mereke, setelah keju adalah tempoyak.
Maaf Yung, ada kesalahan pertanyaan. Sebenanya kedatangan kami ke sini untuk menanyakan masalah Sumpah Pemuda.

Tak ape de, Yung pun selalu salah kalau bertemu dengan orang beso macam Yung ni. Waktu Yung jadi wartawan, Yung pernah salah bertanye kepade Jhon F Kenedy.
Pertanyaan seperti apa tu Yung?

Ketike asik-asik bertanye tentang hubungan Amerika dengan Uni Sowiyet, tau-tau pertanyaan Yung merajut tentang pribadi Jhon F Kenedy. Yung dengan santai bertanye “Jhon, Dikau dah sunat dah?” Tentulah pertanyaan Yung tu membuat terkejut semua kawan-kawannye. Semue kawan-kawan Jhon menyegel (melotot) Yung. Yung jadi sebesalah, tapi untunglah budak Jhon tu baik. Die pun mendekati Yung, lalu membawak Yung ke sudut ruangan. Kate Jhon pade Yung “Yung, aku memang belum sunat, tapi jangan tanye depan orang ramai, malu aku Yung”. Menenguk Jhon tak marah, senanglah hati Yung.
Kembali pada masalah Sumpah Pemuda Yung. Menurut sumber tak resmi, katanya Yung pernah memprotes panitia Sumpah Pemuda? Apa benar tu Yung?

Betul tu. Waktu itu hati Yung panas betul, macam nak meletop jantung Yung.
Disebabkan apa Yung?

Yung ceritekan dari awal ye?
Silakan Yung.

Pada tanggal 27 Oktober 1928, Yung dapat surat dari sesorang kawan lame Yung di Jakarta. Isi suratnya menyuruh Yung ke Jakarta pada saat itu juga. Katenya ade musyawarah seluruh pemuda Indonesia untuk bersumpah demi negara tercinta ini. Pade saat itu, Yung tengah main golf dengan bupati Bengkalis. Dengan terpakselah Yung tinggalkan Bupati sorang diri main golf, Yung pun belari nuju pelabuhan menenguk ade tidak kapal selam berangkat ke Jakarta pada hari itu. Tapi Yung telambat setengah menit, kapal selam tu dah betolak ke Jakarta. Pening kepale Yung, sementare waktu terus berjalan, kalau tak berangkat tak ade utusan dari Riau.

Yung duduk termenung dekat batang nibung, dalam termenung itulah Yung tenampak ade sekeping papan hanyut. Ape lagi. Yung pun terjun ke laut nak ngambik papan tu, tapi sayang arus bukan main kuat. Yung tak putus asa, Yung terus berenang, tapi semakin kuat Yung berenang, arus semakin laju. Entah berape lame Yung ngejo papan tu, tau-tau papan tu tersangkut dekat tiang pelabuhan. Dengan senang hati Yung kayuh tangan Yung nuju papan tu. Ketike Yung nak ngambik papan tu, Yung tenampak tulisan di darat. Tulisan tu berbunyi begini “Selamat Datang Di Jakarta”. Eee...rupe-rupenye Yung dah sampai di Jakarta.
Bagaimana Yung menghadiri acara Sumpah Pemuda, sementara pakaian Yung basah?
Mike ni entah bodoh entah tolol. Tentulah Yung balik dulu ke umah, salin baju bagus dan setelah itu baru Yung pegi ke acara tu.

Ooh, begitu Yung?
Yelah, begitulah. Yung bukan bawak duit nak belanje beli baju di toko Jakarta. Apelagi kate orang, di Jakarta baju tak bagus de. Itu sebabnya orang Jakarta banyak pegi ke Singapor beli baju.

Apa sebabnya Yung memprotes panitia?

Setelah Yung pakai baju necis di umah, Yung langsung pegi ke tempat acara tu. Bukan main ghamainye orang, tak terhitung dengan jari de, dengan sempua mungkin bisa. Yung tenguk satu per satu orang-orang tu, tak ade satu pun Yung kenal de, tapi Yung terpane melihat orang-orang tu semue pakai ikat kepale dan di kain ikat kepale tu tertulis bermacam-macam yung. Ade Yung Java, Yung Ambon, Yung Selebes, Yung Sumatera dan banyak yung-yung lagi. Setelah Yung bace ikat kepale tu, Yung tersenyum sorang. Dalam hati Yung berkate “Ade juge orang pakai Yung. Upenye banyak juge peminat Yung”.
Walaupun begitu Yung tak puas hati. Yung balik ke umah Yung cari sise kain dan dengan mantap Yung tulis dekat kain tu tulisan YUNG DOLLAH. Setelah Yung tulis kain tu, Yung ikatlah kain tu dekat kepale, Yung pun bangga berangkat ke tempat acara tu lagi.
Sampai ke tempat acara, orang dah mulai. Seorang pemuda, gagah budaknye, naik ke podium. Menenguk pemuda tu naik podium, semue orang bertepuk tangan. Yung pun ikut bertepuk tangan, tapi Yung tak tau, entah ape sebabnye orang-orang bertepuk tangan. Pemuda tu melambaikan tangannye, semue orang membalasnya, Yung pun ikut melambaikan tangan.
Setelah puas melambaikan tangan, pemuda itu pun memulai pidatonye dengan berteriak MERDEKA. Orang-orang ikut berteriak MERDEKA. Yung ikut dari belakang MERDEKA. Pemuda itu mengangkat kedue tanganye, agar orang-orang di bawah diam dan memang orang-orang di bawah diam. Yung pun bertanye dalam hati, “Siape budak ni agaknye. Semue orang menurut perintah die”. Tapi pertanyaan itu Yung simpan dalam hati Yung sorang saje.
Pemuda itu mulai lagi bercakap “Saudara-saudaraku, pemuda-pemudi Indonesia, kita harus bersatu melawan para penjajah. Tidak ada kata kompromi untuk penjajah, kita harus lawan itu penjajah. Tidak ada lagi Yung Java, Yung Ambon, Yung Selebes, Yung Sumatera, kita adalah Yung Indonesia yang ak...”
Belum selesai pemuda itu bercakap, Yung berteriak dari belakang agar pemuda itu berhenti bercakap. Semue orang menenguk ke arah Yung, Yung tak peduli. Dengan gagah Yung maju ke depan dan Yung naik ke podium. Yung ambik mik dari tangan pemuda tu dan Yung langsung bercakap. “Mike semue memang tak berotak. Aku datang ke sini ade undangan, tapi mike tak menghargai aku.”
Orang-orang di bawah bising semue. Yung tak peduli. Yung terus bercakap dengan lantang, “Semue Yung budak ni sebut, tapi ngape budak ni tak sebuk name aku, Yung Dollah. Aku tersinggung”.
Setelah Yung cakap macam tu, Yung pun turun dari podium dan orang-orang mendekati Yung. Yung bedebo, kate Yung orang-orang nak membelasah Yung, tapi setelah dekat, orang-orang tu pun berteriak, “Hidup Yung Dollah, Sang Pemberani.”
Kalau mengingat kesah tu, Yung senyum sendiri.

.

Tidak ada komentar: